Jika Kita Bermimpi menjadi seseorang yang bisa berguna bagi Nusa Dan Bangsa, Mari wujudkan mimpimu dengan Torang Belajar Lebih Giat, supaya torang bisa Bangun ini Sulawesi Utara, mari jo tamang - tamang samua torang ukir prestasi di sekolah, ok.. jangan lupa blajar neh....

Sejarah Dan Kebudayaan Minahasa


Seni dan Budaya Minahasa banyak mengalami perubahan ketika Minahasa memasuki alam modernisasi abad 18. Penulis Dr. Hetty Palm mengemukakan analisanya, bahwa tidak ada daerah di Indonesia yang kebudayaan aslinya begitu cepat menghilang seperti yang terjadi di Minahasa. Oleh karena itu penulis menempatkan tulisan Seni Budaya Minahasa dalam kerangka Sejarah Dari Jaman Purba hingga Masa Kini, agar tahap-tahap perubahan masyarakat Minahasa lebih mudah dapat di identifikasi. Pada mulanya buku ini merupakan bahagian dari buku Sejarah Maesa atas prakarsa Ny, Poppy Suhandinata - Tumengkol, kemudian dikoreksi oleh Keluarga Besar J.A.W.I. (Dolf) Rotinsulu - E.M.L. (Dede) Wenas. Kemudian atas saran dan dana dari Benny J. Mamoto dan isteri Iyarita W. Mamoto-Mawardi, karya tulis dengan judul "Sejarah dan Kebudayaan Minahasa" ini diterbitkan. Anak-anak saya, Ingkit, Ina dan Nopo beserta isteri Winny, banyak memberi motifasi lahirnya Karya tulis ini. Dan kepada semua pihak yang telah membantu mewujudkan karya tulis saya dalam bentuk buku ini, saya ucapkan banyak terima kasih.
Jessy Wenas (penulis). 2007
Penulis Jessy Wenas dan saya termasuk keturunan Lukas Wenas, pemimpin walak (lihat juga Daftar Kata-kata dan Masyarakat Minahasa Kuno) yang hidup pada tahun 1808 - 1881. Ketika muda saya sempat tinggal di rumah opah Herman (Herman Jacob Wenas) (Keturunan Lukas Wenas lainnya) dan Oma Roos (Rosalia Helena Pande-Iroot) serta beberapa cucu mereka. Opa Herman senang mendata silsilah Wenas dan ini diturunkan pada salah satu putrinya. Jessy sering hadir pada acara kumpulan Wenas, banyak mendengar dan mencatat sejarah keluarga dan cerita tradisi Minahasa. Salah satu hasil adalah cerita mengenai silsilah keluarga dimulai dari Lukas Werwer Wenas yang diterbitkan oleh keluarga J.A.W.I. Rotinsulu - E.M.L. Rotinsulu-Wenas (Putri Opa Herman - Oma Roos). Dedikasi Jessy sebagai putra Minahasa yang ingin menunjukan propinsi Sulawesi Utara dengan caranya sendiri, yaitu mengamati dan membagi hasil pengamatannya kepada khalayak ramai, tidak diragukan lagi. Kita telah membaca tulisannya seputar hidup dan kehidupan manusia Minahasa di media massa. Kita juga melihat keterlibatannya menjadi juri dalam berbagai kebudayaan Minahasa. Kulminasi dari pengamatan dan kecintaannya dituangkan dalam satu karya berjudul Sejarah dan Kebudayaan Minahasa - Catatan Seorang Putra Daerah. Hendaknya buku ini dapat dibaca oleh sebanyak mungkin warga Minahasa dan mereka yang sudah sempat jatuh hati pada daerah dan warga Minahasa. Juga diharapkan agar karya ini bisa mendapat tempat di sebanyak mungkin perpustakaan pribadi, umum, instansi pendidikan dan di mana saja di seluruh Indonesia...
Drs. Sinyo H. Sarundajang. Gubernur Sulawesi Utara. 2007
Buku Sejarah dan Kebudayaan Minahasa karya Jessy Wenas, yang tersaji di hadapan Pembaca yang kami muliakan, ini adalah wujud dari upaya kita bersama mendokumentasikan serta melestarikan kebudayaan warisan leluhur kita. Bila di masa lampau orang Minahasa telah terbukti unggul di hampir setiap bidan kehidupan dibandingkan dengan umumnya etnis lain di seluruh Nusantara, nilai-nilai budaya apa saja yang melatarbelakanginya? Sejumlah nilai budaya tradisional Minahasa sangatlah relevan dan penting untuk dihayati serta dilestarikan generasi kini dan nanti. Sebut sebagai misal, nilai-nilai budaya tumani o rumapar (keluar dari kampung halaman untuk membuka lahan penghidupan baru dan mencapai keberhasilan puncak) yang di masa sekarang ini kurang-lebih selaras dengan semangat outward looking yang merupakan syarat mentalitas untuk bisa unggul di era globalisasi. Pendek kata, tak putus-putusnya kami mengajak kita semua, siapapun kita dan dari latar belakang apapun kita, mari bersam-sama membangun kebudayaan daerah kita tercinta untuk membangun bangsa serta kemanusiaan universal. I yayat u santi!

0 komentar: