Berpacu dengan waktu. Barangkali itulah kata yang tepat bagi pemerintah dan masyarakat Provinsi Sulawesi Utara saat ini. Kurang dari lima bulan lagi, daerah yang dikenal dengan sebutan ”Nyiur Melambai” ini akan menjadi tuan rumah perhelatan besar bidang kelautan tingkat dunia, yakni World Ocean Conference atau Konferensi Kelautan Dunia 2009.
Tanggal 11-15 Mei 2009 akan menjadi momentum penting bagi Sulawesi Utara karena provinsi yang dikenal sebagai ”Bibir Pasifik” ini akan mewakili Indonesia sebagai tempat pertama penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC)—sebagai upaya membangun kesepakatan terhadap pemanfaatan pengelolaan sumber daya laut.
Didukung pemerintah pusat, berbagai persiapan pun dilakukan Pemerintah Provinsi Sulut bersama panitia WOC 2009 yang melibatkan para pakar, terutama di bidang kelautan, dan sejumlah akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Sulut, pengusaha, masyarakat, serta berbagai pemangku kepentingan di daerah itu.
Diperkirakan 2.500-3.000 peserta dari 150 negara akan hadir dan terlibat dalam kegiatan ini. Tak hanya kepala negara, pengambil kebijakan, ilmuwan, pelaku usaha, organisasi nonpemerintah (LSM), jurnalis, biro perjalanan, dan pemangku kepentingan lain juga akan mengambil peran dalam berbagai rangkaian kegiatan WOC 2009.
Forum WOC 2009 akan menjadi pertemuan resmi menteri/pejabat tinggi negara dan pejabat tinggi lembaga multilateral untuk membangun komitmen dan mendiskusikan masa depan kelautan dunia, peran laut terhadap perubahan iklim, dan dampak perubahan iklim terhadap laut.
Menurut rencana, pertemuan bergengsi di bidang kelautan dunia ini akan diawali dengan acara senior official meeting, yang merupakan pertemuan para menteri dan pejabat tinggi dari organisasi multilateral untuk mendiskusikan peran laut terhadap proses perubahan iklim dan pengaruh perubahan iklim terhadap laut.
WOC 2009, yang digelar dengan tema ”Climate Change Impacts to Ocean and The Role of Ocean to Climate Change”, akan ditandai dengan ”Manado Ocean Declaration”.
Deklarasi Kelautan Manado ini diharapkan membangun paradigma baru dan merupakan langkah awal bagi percepatan pembangunan kelautan di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Dalam forum ini akan dibahas sejumlah topik, seperti dampak perubahan iklim global terhadap laut, keanekaragaman hayati kelautan, industri dan jasa kelautan, penanganan bencana kelautan, dan laut sebagai masa depan.
Selain konferensi, rangkaian WOC juga diisi dengan simposium internasional tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan kelautan.
Untuk mendukung WOC, digelar pameran internasional ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri kelautan. Acara ini terbuka bagi pakar kelautan serta lembaga dan organisasi yang peduli dengan kelautan untuk mempresentasikan materi.
Bersamaan dengan WOC, juga digelar kegiatan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, yang merupakan pertemuan pemimpin dari enam negara, yakni Indonesia, Filipina, Papua Niugini, Timor Leste, Malaysia, dan Kepulauan Solomon.
Forum yang akan membahas peran setiap negara pemilik terumbu karang terhadap dampak pemanasan global ini akan didukung Australia dan Amerika Serikat serta konsorsium organisasi nonpemerintah dunia.
Sesuai jadwal, Konferensi Kelautan Dunia akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dilanjutkan dengan pleno yang rencananya menghadirkan para tokoh dunia di bidang kelautan sebagai pembicara kunci.
Selain Presiden RI, Sekretaris Jenderal PBB, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Putra Mahkota Kerajaan Belanda, Perdana Menteri China, PM Australia, mantan Presiden BJ Habibie, dan mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Emil Salim.
”Dengan digelarnya WOC di Manado, banyak manfaat akan diperoleh, apalagi dalam WOC 2009 akan ada Manado Ocean Declaration, bagaimana masyarakat dunia menjaga bumi ini dari dampak global warming,” ujar Dr Astony Angmalisang, panitia WOC 2009, saat ditemui akhir November lalu.
Tanggal 11-15 Mei 2009 akan menjadi momentum penting bagi Sulawesi Utara karena provinsi yang dikenal sebagai ”Bibir Pasifik” ini akan mewakili Indonesia sebagai tempat pertama penyelenggaraan World Ocean Conference (WOC)—sebagai upaya membangun kesepakatan terhadap pemanfaatan pengelolaan sumber daya laut.
Didukung pemerintah pusat, berbagai persiapan pun dilakukan Pemerintah Provinsi Sulut bersama panitia WOC 2009 yang melibatkan para pakar, terutama di bidang kelautan, dan sejumlah akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Sulut, pengusaha, masyarakat, serta berbagai pemangku kepentingan di daerah itu.
Diperkirakan 2.500-3.000 peserta dari 150 negara akan hadir dan terlibat dalam kegiatan ini. Tak hanya kepala negara, pengambil kebijakan, ilmuwan, pelaku usaha, organisasi nonpemerintah (LSM), jurnalis, biro perjalanan, dan pemangku kepentingan lain juga akan mengambil peran dalam berbagai rangkaian kegiatan WOC 2009.
Forum WOC 2009 akan menjadi pertemuan resmi menteri/pejabat tinggi negara dan pejabat tinggi lembaga multilateral untuk membangun komitmen dan mendiskusikan masa depan kelautan dunia, peran laut terhadap perubahan iklim, dan dampak perubahan iklim terhadap laut.
Menurut rencana, pertemuan bergengsi di bidang kelautan dunia ini akan diawali dengan acara senior official meeting, yang merupakan pertemuan para menteri dan pejabat tinggi dari organisasi multilateral untuk mendiskusikan peran laut terhadap proses perubahan iklim dan pengaruh perubahan iklim terhadap laut.
WOC 2009, yang digelar dengan tema ”Climate Change Impacts to Ocean and The Role of Ocean to Climate Change”, akan ditandai dengan ”Manado Ocean Declaration”.
Deklarasi Kelautan Manado ini diharapkan membangun paradigma baru dan merupakan langkah awal bagi percepatan pembangunan kelautan di tingkat nasional, regional, dan internasional.
Dalam forum ini akan dibahas sejumlah topik, seperti dampak perubahan iklim global terhadap laut, keanekaragaman hayati kelautan, industri dan jasa kelautan, penanganan bencana kelautan, dan laut sebagai masa depan.
Selain konferensi, rangkaian WOC juga diisi dengan simposium internasional tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebijakan kelautan.
Untuk mendukung WOC, digelar pameran internasional ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri kelautan. Acara ini terbuka bagi pakar kelautan serta lembaga dan organisasi yang peduli dengan kelautan untuk mempresentasikan materi.
Bersamaan dengan WOC, juga digelar kegiatan Coral Triangle Initiative (CTI) Summit, yang merupakan pertemuan pemimpin dari enam negara, yakni Indonesia, Filipina, Papua Niugini, Timor Leste, Malaysia, dan Kepulauan Solomon.
Forum yang akan membahas peran setiap negara pemilik terumbu karang terhadap dampak pemanasan global ini akan didukung Australia dan Amerika Serikat serta konsorsium organisasi nonpemerintah dunia.
Sesuai jadwal, Konferensi Kelautan Dunia akan dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dilanjutkan dengan pleno yang rencananya menghadirkan para tokoh dunia di bidang kelautan sebagai pembicara kunci.
Selain Presiden RI, Sekretaris Jenderal PBB, mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Putra Mahkota Kerajaan Belanda, Perdana Menteri China, PM Australia, mantan Presiden BJ Habibie, dan mantan Menteri Negara Lingkungan Hidup Emil Salim.
”Dengan digelarnya WOC di Manado, banyak manfaat akan diperoleh, apalagi dalam WOC 2009 akan ada Manado Ocean Declaration, bagaimana masyarakat dunia menjaga bumi ini dari dampak global warming,” ujar Dr Astony Angmalisang, panitia WOC 2009, saat ditemui akhir November lalu.
0 komentar:
Posting Komentar